UNTUKMU Wahai Sang Pemilik Rahim!

shares |

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillaahirohmaanirrohiim

"Hati-hati bergaul, perempuan itu bawa perut!"

Begitulah kira-kira ucapan yang banyak dilontarkan orangtua melihat anak perempuannya bergaul dengan lawan jenis.
Perut yang dimaksud, tentu bukan perut yang dimiliki laki-laki, melainkan rahim.





Apa pasal? Mengingat fungsi rahim itu mengandung dan melahirkan setelah dibuahi sperma laki-laki, tak pelak mereka khawatir bila rahim anak-anak perempuannya tercemari.



Terutama, bagi mereka yang tak mengindahkan adab pergaulan.

Karena itu, seorang perempuan harus benar-benar memikirkan konsekuensi yang akan ditanggung bila ia tak menjaga rahimnya dengan baik.

Tanggungjawab yang diembannya, meski begitu bukanlah beban yang memberatkan. Bukan karena hal tersebut kebebasan perempuan jadi terenggut dan tersiksa.

Karunia besar dari Allah itu justru sebuah kemuliaan yang dapat mengangkat harkat dan martabat. Tersirat makna bahwa Allah memberikan amanah kepada kaum hawa untuk mencetak generasi penerus.

Melalui rahimnya, seorang perempuan mengandung dan melahirkan.

Mereka bisa merasakan bahwa merekalah orang pertama yang dipercaya dan dikenal sang jabang bayi yang terlahir ke muka bumi, dibandingkan yang lainnya.

Inilah pula yang menyebabkan ikatan batin antara ibu dan anak menjadi kuat.

Islam mengganjar tugas mengandung dan melahirkan dengan berlipat-lipat pahala tiada tara. Saat melahirkan, bahkan seorang perempuan disetarakan dengan seorang mujahid. Bila meninggal, ia beroleh syahid.

Tak sampai di situ, maqam yang tinggi juga dilabelkan di bawah kakinya.

Surga ada di bawah telapak kaki ibu.
Bila durhaka kepadanya, lepaslah surga.
Sebaliknya bila patuh dan memuliakannya, niscaya akan beroleh surga.
MENJAGA RAHIM.

Secara fisik, rahim merupakan anggota tubuh yang sangat kecil.

Tak gampang mata telanjang bisa melihatnya tanpa bantuan peralatan medis.

Dalam catatan Dyiah Mustikaning Pitha Prawestu, Dokter kandungan lulusan Fakultas Kedokteran Indonesia (http://lih.SuaraJakarta.co.id) dalam keadaan normal saja ukuran rahim tak lebih dari sekepalan tangan orang dewasa.

Tetapi, ia bisa membesar hampir seribu kali lipat untuk memberi ruang kepada seorang bayi dengan berat rata-rata tiga kg, plasenta (ari-ari) seberat 500 gram, air ketuban sebanyak satu liter.

Maka bila kandungan terisi janin kembar, terbayang betapa berat beban yang ditanggung rahim.

Kemampuan rahim yang hebat itu, bahkan turut mengundang para pakar di bidangnya untuk melakukan banyak terobosan. Salah satunya adalah rekayasa bayi tabung. Akan tetapi, itupun mesti menggunakan teknologi berbantu yang mempertemukan sel sperma dan sel telur di luar tubuh dan kemudian mengembalikan hasil pembuahannya ke dalam rahim perempuan untuk tumbuh.

Dengan kata lain, belum ada teknologi yang bisa menggantikan atau sekedar menduplikasi rahim secara utuh.

Rahim yang sehat akan siap menampung dan menjaga sel-sel telur yang berkembang sempurna. Tidak mudah virus menyusup masuk mengacaukan kehidupan yang tengah terjadi di dalam rahim.

Bila seorang perempuan memiliki rahim sehat dan kuat, pasti bayi yang terlahir ke dunia juga sehat. Tapi sebaliknya jika tak terjaga, walhasil akan mudah bakteri dan virus mengancam kesehatan rahim.

Betapa banyak kita dengar penyakit-penyakit menakutkan bisa menggerogoti rahim dan menyebabkan kematian. Kanker serviks misalnya, telah menjadi pembunuh nomer wahid kaum perempuan. pun dengan munculnya mioma dan kista.

Seorang perempuan yang rahimnya terisi dengan mioma dan kista, sangat besar kemungkinan sulit untuk mengandung.  Alih-alih tak sedikit yang rahimnya di angkat, sehingga tak ada lagi harapan untuk memiliki anak.

Menjaga rahim agar tetap sehat, di jaga jauh sebelum pembuahan terjadi. Seorang perempuan sejak dini "diwarning" untuk merawat organ reproduksinya sebaik mungkin.  Ini bisa dimulai dengan menjaga dan merawat organ intim dengan benar.

Akan lebih baik lagi diajarkan pada anak-anak perempuan tatkala belum mengalami siklus datang bulan.
Rahim yang terjaga bukan saja harus jauh dari perbuatan nista orang lain yang merusak, tetapi menjaganya agar tetap bersih dan sehat.
Sedikit saja abai, kuman dan bakteri akan mudah menyerang masuk ke dalam rahim melalui organ intim.

Bila itu terjadi, terbayang begitu banyak penyakit yang berhubungan dengan rahim menimpa perempuan. Mulai dari siklus haid tak normal, nyeri datang bulan, pendarahan, gangguan fertilitas serta penyakit yang lainnya.

Bukan hanya si penderita seorang yang tersiksa, tetapi juga akan menyebabkan terganggunya hubungan suami-istri. Bagi perempuan yang sudah menikah, hubungan dengan suami menjadi kurang harmonis.

Begitu pula dengan masalah fertilitas dan kesuburan. Perempuan yang terganggu kesuburannya, dibayang-bayangi kehidupan rumah tangga yang sepi dan hampa karena kesulitan hamil.

Ada pula karena rahim tidak kuat, perempuan hamil seringkali mengalami keguguran. Atau, terjadinya penebalan dinding rahim yang berdampak pada pendarahan dan siklus haid lama sekali.
Ada juga, penyakit yang bersarang berupa kanker mematikan yang menyebabkan rahim harus di angkat.



Penyakit-penyakit yang demikian seringkali menyisakan kisah-kisah pilu dalam kehidupan perkawinan.  Banyak suami yang memilih berpisah dari istri karena tak tahan menyikapi permasalahan.

Ada pula yang memutuskan menikah lagi demi melestarikan keturunan.


Tak sedikit juga istri-istri menjadi depresi, merasa tak mampu bahagiakan suami karena penyakit yang diderita. Hubungan pernikahan menjadi terasa jenuh, hambar..

(Meski ada juga suami-suami yang tetap setia tabah mendampingi istri yang sedang di timpa masalah-masalah tersebut)

Situasi tak mengenakan ini sangat tidak menguntungkan, utamanya bagi perempuan. Tak seorang perempuan pun ingin ditimpa penyakit yang mengancam rahimnya. Bahkan sekalipun bagi perempuan yang tidak di anugerahi rahim oleh Allah.

Perempuan tetap mendambakan kebahagiaan, ada maupun tiada rahim.

Rumahtangga tetap ternaungi sakinah, mawaddah dan rahmah sekalipun penyakit-penyakit datang menyerang.

Niat yang sudah terpancang begitu menikah untuk selalu bersama dalam suka dan duka, seyogyanya harus tetap terpatri sampai kapanpun. Jangan sampai pikiran-pikiran kotor menodai hati dan niat.

Istri yang didera persoalan dan penyakit, hendaknya didampingi dan dikuatkan untuk melawan penyakit yang dideritanya. Bukankah penyakit adalah cara dan ujian dari Allah agar kita selalu ingat kepada-Nya?

Seorang istri, pantang patah semangat melawan penyakit yang dideritanya.

Ia harus gigih berupaya sekeras ia hendak mempertahankan mahligai rumahtangganya agar terus bertahan.

Oleh sebab itu, jangan pernah biarkan kesehatan rahim terancam karena hal-hal sepele dan rasa malas. Karena akibat yang ditanggung jauh akan lebih mencelakai.

~~~ 🌸 🌼🌸~~~



Pastikan langkah-langkah berikut dilakukan setiap perempuan demi terjaganya kesehatan organ kewanitaannya.



πŸ‘‰ ~ Gunakan sabun khusus "V" yang mampu menjaga tingkat keasaman "V"

Ini berguna untuk mencegah bakteri yang tidak baik.

Pilih antiseptik yang disarankan dokter.



πŸ‘‰ ~ Jangan gunakan pakaian dalam terlalu ketat, karena akan panas dan melembabkan area "V". Ini akan mengundang kuman penyakit.



πŸ‘‰ ~ Bila sedang haid, gantilah pembalut paling lama empat jam sekali.

Begitupun jika sedang menggunakan panty liner.



πŸ‘‰ ~ Hindari pembalut yang mudah menyebabkan iritasi kulit



πŸ‘‰ ~ Saat membersihkan, bilaslah dari arah depan ke belakang untuk menghindari terbawanya kuman dari anus ke "V".

Sebaiknya gunakan air pembilas langsung dari keran demi menghindari tercemarinya jamur yang ada di air yang tergenang.



πŸ‘‰ ~ Pastikan seluruh area "V" kering sebelum menggunakan pakaian dalam.

Karena itu, sering-seringlah menggantinya.



πŸ‘‰ ~ Bagi yang sudah menikah dan melahirkan, lakukan pap smear sekali setahun.

Ini merupakan tes skrining untuk mendeteksi dini perubahan dalam sel-sel mulut rahim (serviks) sebelum menjadi kanker.



πŸ‘‰ ~ Jaga pola hidup sehat dengan mengkonsumsi asupan bergizi, olahraga teratur dan istirahat yang cukup.



Semoga bermanfaat.

Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh


Related Posts