Muhammadiyah dan Pemerintah Beda Soal Hari Idul Adha, ini alasannya

shares |

Muhammadiyah dan Pemerintah Beda Soal Hari Idul Adha, ini alasannya

Berbeda dengan Muhammadiyah, pemerintah menetapkan bahwa Hari Raya Idul Adha jatuh pada Kamis, 24 september 2015. Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadyah Ma'rifat Iman mengatakan perbedaan ini dikarenakan kriteria yang digunakan.

Pemerintah menggunakan kriteria bahwa hilal harus di atas 2 derajat. Sementara Muhammadiyah tidak mengharuskan hilal di atas 2 derajat. "Sementara Muhammadiyah landasan hisab murni, berapapun dia atas ufuk, maka nanti malam setelah Maghrib 1 Dzulhijjah," kata Ma'rifat kepada wartawan usai mengikuti sidang istbat di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Minggu (13/9/2015).

Menurut Ma'rifat, Muhammadiyah tidak perhatikan berapa derajat posisi hilal. Yang penting hilal sudah di atas ufuk atau horizon atau 0 derajat lebih. Saat ini, kata Ma'rifat, posisi hilal masih setengah derajat. "Indonesia terbelah dua, ada yang masih ada di bawah nol drajat, ada yang sudah tinggi sampai 0,37 derajat," kata dia.

Ma'rifat membantah bahwa Muhammadiyah selalu berbeda dengan pemerintah. Apabila hilal di atas dua derajat, dia memastikan bahwa Muhammadiyah dan pemerintah akan bersamaan merayakan hari raya Idul Adha.

Muhammadiyah, kata Ma'rifat, menghormati adanya perbedaan tersebut. "Alhamdulillah tidak ada masalah. Muhammadiyah yang penting mengimbau pada internal warga Muhammadiyah," kata dia.

Menurut Ma'rifat, ada masyarakat Islam Indonesia yang fanatik terhadap Saudi. Misalnya, ketika Saudi menetapkan hari ini (Idul Adha), maka mereka ikut. "Tahun-tahun sebelumnya Muhammadiyah sama dengan Saudi. Muhammadyah dengan hisab, Saudi dengan rukyat," kata dia.
--detik news --

Related Posts