4 Bos Twitter Mundur Dari Jabatannya

shares |

Empat petinggi Twitter hengkang dari perusahaan di saat jejaring sosial itu terus berupaya untuk memulihkan peruntungannya.

Keempat pejabat yang mengundurkan diri itu adalah, kepala bagian produk Kevin Weil, bagian media Katie Jacobs Stanton, dan kepala tim rekayasa Twitter Alex Roetter.

Mereka akan meninggalkan perusahaan itu dalam beberapa minggu yang akan datang. Skip Schipper, yang bertanggung jawab untuk urusan sumber daya manusia, juga akan mengundurkan diri.

Kabar itu dikonfirmasi dalam sebuah twit presiden direktur (CEO) Jack Dorsey pada hari Minggu (24/1/2016), yang mengatakan bahwa saat ini keempatnya "memang sepantasnya menikmati libur" sesudah kerja keras mereka.

Dorsey -sang pendiri Twitter- mengatakan ketika dia kembali ke perusahaan itu bulan lalu, ia akan melakukan perubahan besar.

Yang pertama adalah merumahkan 8 persen dari karyawan perusahaan - sekarang tampaknya perombakan terjadi di jajaran para eksekutif.

Pejabat Twitter yang juga akan mengundurkan diri adalah Jason Toff, kepala Vine, layanan video-mini Twitter.

Dia menuliskan dalam twitnya bahwa dia akan bergabung dengan Google untuk bekerja pada bagian virtual reality.

Stanton yang menulis di situs blog Medium, mengatakan keputusan itu sekadar soal "waktu".

"Kendati saya mencurahkan seluruh hati dan jiwa saya untuk Twitter," tulisnya, "Saya memutuskan untuk mengundurkan diri karena sudah waktunya bagi saya untuk melimpahkan lebih banyak energi saya untuk keluarga saya."

Dia kemudian menambahkan, "Dunia membutuhkan Twitter dan meskipun saya akan menyerahkan badge saya dalam beberapa minggu mendatang, saya akan terus mendukung (dan terus menulis twit!). Untuk keberlanjutan sukses Twitter."

Situs berita teknologi Recode melaporkan bahwa perusahaan itu akan segera merekrut "tokoh media terkenal" untuk dewan eksekutif, dan berspekulasi bahwa Leslie Berland dari perusahaan American Express akan mengambil peran.

Tantangan Twitter sejak masuk pasar saham November 2013 adalah bagaimana memuaskan para investor bahwa jaringan 140 huruf itu mampu mempertahankan pertumbuhan.

Hingga saat ini, sebagian besar gagal, sementara para pendatang baru seperti Snapchat dan Instagram tidak hanya berhasil menjaring kalangan muda, tetapi juga menjadi platform media yang canggih dan menguntungkan. (bbc/A-88)***

Related Posts