Bagaimana Jika Rokok Rp50.000/Bungkus?

shares |

Kabar Burung dan Kbar miring tentang usulan pemerintah menaikkan harga rokok menjadi Rp50.000 per bungkus, rupanya sudah menyebar luas di kalangan masyarakat umum.

Tidak terkecuali masyarakat Empat lawang. Berbagai reaksi ditunjukkan oleh masyarakat, ada yang mendukung, tak jarang juga yang menentang hal tersebut. Warga Tebingtinggi, Andri (27), mengatakan, dirinya sangat mendukung kenaikan harga rokok tersebut, sehingga konsumen rokok akan berpikir dua kali untuk membeli rokok.

“Saya termasuk perokok sedang, namun kalau harganya sudah mahal seperti ini, mungkin saya akan berhenti untuk membeli rokok. Lebih baik membeli beras daripada memberi rokok,” ujarnya. Warga lainnya, Reno (21), juga mengatakan hal yang sama. Setidaknya, dengan tidak merokok bisa menciptakan pola hidup yang sehat dan terhindar dari asap rokok.

“Kalau sudah tidak ada lagi masyarakat yang merokok, tentu tidak akan ada asap rokok, jadi masyarakat bisa lebih sehat,” tuturnya. Lain halnya dengan Aris, 32, dirinya tidak mendukung dengan kenaikan harga rokok tersebut. “Kalau sudah kecanduan berat seperti saya ini, tidak peduli dengan harga rokok yang melambung tinggi, ya tetap dibeli,” ucapnya.

Dia juga menambahkan, selain merugikan konsumen, hal tersebut juga akan merugikan petani tembakau dan pabrik rokok. “Kalau permintaan sedikit, pasti akan merugikan petani tembakau, bagaimana juga dengan pabrik rokok, pasti akan ada pemecatan massal,” tambahnya.

Related Posts