Menikahlah, Ada Recana Indah Allah di Baliknya (1)
11.47 |
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir.” (Ar-Rum: 21)
Sa’id bin Abu Maryam menceritakan kepada kami, Muhammad bin Ja’far
men-gabarkan kepada kami, Humaid bin Abu Humaid At-Thawil bahwasanya ia
menden-gar Anas bin Malik r.a. berkata: “Ada tiga orang yang mendatangi
rumah-rumah istri Nabi saw. menanyakan ibadah Nabi saw. Maka tatkala
diberitahu, mereka merasa seakan-akan tidak berarti (sangat sedikit).
Mereka berkata: “Di mana posisi kami dari Nabi saw., padahal beliau
telah diampuni dosa-dosanya baik yang lalu maupun yang akan datang.”
Salah satu mereka berkata: “Saya akan qiyamul lail selama-lamanya.” Yang
lain berkata: “Akan akan puasa selamanya.” Dan yang lain berkata: “Aku
akan menghindari wanita, aku tidak akan pernah menikah.” Lalu datanglah
Rasulullah saw. seraya bersabda: “Kalian yang bicara ini dan itu, demi
Allah, sung-guh aku yang paling takut dan yang paling takwa kepada
Allah. Akan tetapi aku ber-puasa dan berbuka, aku sholat, aku tidur, dan
aku juga menikah. Barang siapa yang benci terhadap sunnahku, maka ia
tidak termasuk golonganku.” (Al-Bukhari)
BEGITULAH tegasnya perintah Allah Subhanawata’ala kepada hamba-hambanya
agar membangun mahligai rumah tangga. Bahkan Rasulullah menegaskan bukan
me-rupakan ibadah buat seseorang yang berusaha mendekatkan diri kepada
Allah den-gan cara tidak menikah. Bahkan Rasulullah menekankan bahwa
dirinyalah orang yang paling takut dan paling takwa kepada Allah tetapi
Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam juga menikah.
Dasyatnya Menikah
Lihatlah apa yang di sampaikan oleh Anas bin Malik ketika Rasulullah berbicara tentang keutamaan menikah
Dari Anas bin Malik r.a. berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Apabila
seseorang menikah maka ia telah menyempurna-kan setengah agama.
Hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam setengahnya.” (Imam Al-Baihaqi)
Inilah ibadah Rasulullah sebut dengan menyempurnakan separuh agama.
Inilah sebuah ikatan janji yang di sebut Allah sebagai Mitsaqan ghaliza
(perjanjian yang kokoh). Apa kira-kira yang akan di lakukan Iblis dan
para pengikutnya untuk mencegah terjadinya ibadah yang dapat mengguncang
Arsy Allah ini ? Mencegah-nya ! Ya apalagi menikahnya dua orang yang
sholeh. Yang mereka memahami secara persis tentang hakikat pernikahan.
Mereka tidak sekedar menikah, tapi cita-cita mereka adalah memperbanyak
keturunan yang sholeh, memperbanyak tentara-tentara Allah yang akan
memakmurkan bumi ini. Rusaknya sebuah rumah tangga adalah target utama
iblis dan para pengikutnya. Rusaknya rumah tangga akan men-inggalkan
kerusakan pula kepada anak-anak mereka, istilah yang hari ini kita kenal
dengan “anak-anak korban broken home”.
Dalam sebuah hadis disebutkan sesungguhnya iblis (raja setan) membangun
sing-gasananya di atas air kemudian mengutus bala tentaranya (untuk
menebar malapetaka dan dosa). Setan yang paling dekat kedudukannya
dengan iblis adalah yang paling hebat menimbulkan malapetaka di antara
manusia. Salah satu setan ber-kata, aku telah melakukan ini dan itu.
Iblis menjawab, kamu belum berbuat apa-apa. Setan lainnya melapor, aku
tidak biarkan manusia sampai aku ceraikan dia dan kelurganya. Maka Iblis
mendekatkan setan ini seraya berkata. kamu yang paling hebat. (HR
Ahmad, Abd bin Hamid dan Muslim dan Jabir)
Kalau sebuah rumah tangga saja menjadi target yang sangat serius dari
Iblis dan para pengikutnya untuk dapat di rusak. Pastilah mencegah
bangunan rumah tangga itu tegak berdiri menjadi satu target tersendiri
dari Iblis dan para pengikutnya. Karena iblis paling membenci sebuah
aktivitas ibadah dalam ta’at kepada Allah.
Ini Ibadah Bro….?
Kalau kita pergi ke kantor, apa tujuan kita ? Bekerja. Kalau kita ke
sekolah, apa tujuan kita ? Belajar. Setiap kita melakukan sesuatu,
selalu ada tujuan yang kita ingin dapatkan. Apakah kemudian kita merasa
ketika Allah menjadikan dan menciptakan kita, Ia tidak punya tujuan dari
penciptaanNya ?
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Adz Dzariat : 56).
Allah Subhanawata’ala menyampaikan tentang esensi di ciptakannya bangsa
jin dan manusia adalah semata-mata untuk beribadah kepadaNya. Bahkan
dalam kesempatan lain, Allah menyampaikan pula, bahwa penciptaan manusia
itu bukan sekedar sebuah permainan. Tapi akan ada proses di mana semua
harus di pertanggung jawabkan.
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada
Kami.” (QS al-Mukminun 115)
”Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Al-Qiyamah 36). []
Sumbeer : 8Kabar