Tampilkan postingan dengan label Indonesiana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesiana. Tampilkan semua postingan
Rabu, 28 September 2016

Ketika Kejahatan Makin Merajalela, Perlukah Muslimah Belajar Bela Diri?


Netnit.net - Di jaman masa kini, berbagai kegiatan yang kerap dikerjakan kaum perempuan pun berubah dalam bentuk, rasa dan gayanya. Namun intaian kejahatan tak banyak berubah ketika dia mengancam di rumah atau di luar rumah, di siang pun malam hari. Dari mereka yang kita kenal, dan apalagi yang tidak kita kenal. Maka berbekal untuk membela diri dari segala tindak kejahatan adalah sebuah keniscayaan.

Kejahatan terjadi setiap hari dalam beragam bentuk. Mulai dari yang “ringan” seperti hinaan kata-kata, gambar atau suara, hingga kejahatan kelas “berat” macam perampokan, p3rk0s4an dan pembunuhan dan lain sebagainya.  

Meski kejahatan akan mengancam siapa saja, laki-laki, perempuan, orang tua, anak-anak, orang kaya, orang miskin, penduduk kota, penduduk desa, namun khususnya pada  perempuan, anak-anak dan orangtua, ancaman kejahatan menjadi berkali lipat dibanding pada kaum lelaki, apalagi yang sudah dewasa, muda dan segar  bugar.

3 golongan ini menurut kriminolog Erlangga Masdiana, MA dikenal dalam khazanah ilmu kriminologi sebagai potensial victim atau korban kejahatan yang paling potensial karena umumnya mereka lemah secara fisik dan jarang memiliki kemampuan melakukan self protective, upaya pertahanan atau perlawanan diri.

Lemah, demonstratif, uncertain

Tak hanya itu, jelas Erlangga lagi, beberapa hal yang juga bisa memicu seseorang untuk berlaku jahat adalah manakala ada faktor-faktor pendukung seperti tempat yang sunyi atau gelap serta si calon korban sendiri bertindak demonstratif atau tanpa teman atau nampak dalam kondisi uncertain (nampak ragu-ragu, takut-takut atau kebingungan-red) atau karena paduan beberapa sebab ini sekaligus.

“Misalnya saja perempuan yang mengenakan pakaian-pakaian seronok, atau terlalu terbuka pada orang lain, atau menampilkan perhiasan-perhiasan atau kelihatan kebingungan akan mudah dijadikan sasaran kejahatan. Bukan saja mereka ini lebih mudah dieksploitasi secara harta atau secara fisik, mereka juga bisa misalnya lebih mudah dihipnotis,” urai Ketua Umum Institut Jujitsu Indonesia ini lagi.

Mengapa penampilan perempuan menjadi salah satu faktor pemicu kejahatan pula? “Karena perempuan itu kan memang pada dasarnya secara fisik menarik bagi lelaki. Sehingga tindak kejahatan yang bisa terjadi pada perempuan memang lebih, tidak hanya karena faktor hartanya misalnya tapi juga karena faktor fisiknya,” ungkap Erlangga.

Dan karena ketertarikan lelaki pada fisik perempuan ini didukung juga oleh kondisi fisik lelaki yang umumnya lebih kuat dan sikap mereka yang umumnya lebih terbuka dan dominan dalam bertindak, maka perempuanlah yang lebih banyak mengalami eksploitasi s3ks atau tindak kejahatan s3xu4l harrastment (pelecehan s3ksual).

Pencegahan yang utama

Cegah sebelum terjadi  memang merupakan ungkapan klise namun ternyata sangat efektif untuk meminimalisir terjadinya tindak kejahatan pada diri seseorang. Apalagi bagi orang-orang yang tergolong potensial victim, tindakan pencegahan terjadinya kejahatan harus selalu didahulukan. Syukur-syukur kemudian mereka juga bisa memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri saat mengalami tindak kejahatan.

Bagi perempuan, selain misalnya sadar akan kondisi potensial victim ini, meminimalisir segala unjuk kelemahan, kebingungan dan perilaki-perilaku demonstratif lain, mengikuti norma, adab atau nilai-nilai agama juga termasuk salah satu faktor penguat dalam meminimalisir kemungkinan terjadinya tindak kejahatan.

“Perlu diketahui, dari beberapa data soal p3rk0s4an, diketahui bahwa 80% kasus terjadi di dalam ruangan, atau di dalam rumah dan dilakukan oleh orang-orang yang dikenal korban. Maka, perempuan memang perlu selalu aware akan keselamatan dirinya termasuk dengan menjaga adab-adab, akhlak dan tindakan-tindakan pencegahan sederhana lainnya. Misalnya membiasakan diri tidur dengan kamar terkunci, jendela tertutup, serta mengikuti norma-norma yang ada, seperti kalau dalam agama, memperhatikan soal penampilan terhadap muhrim atau non muhrim,” ayah enam anak ini lagi.

Mungkin ada orang yang berpikir, mengapa harus perempuan yang repot membatasi dan menjaga diri? Jawaban mudahnya, semua manusia jelas harus menjaga diri dan mengikuti norma, tetapi setiap kita toh bertanggungjawab atas keselamatan diri masing-masing dan hanya bisa mengendalikan diri masing-masing. Maka bicara keselamatan perempuan, tentu perempuan sendirilah yang paling pertama dan utama harus memiliki kesadaran dan upaya menjaga keselamatan dirinya sendiri.

Fitnah berujung sukses atau gagal

Masih dalam konteks penjagaan diri, dalam ajaran Islam sendiri, perempuan –serta anak-anak dan harta- memang disebut sebagai fitnah, satu kata yang menurut Ustadzah Nurhamidah Lc, MAg, banyak memunculkan salah pengertian dari orang yang mengartikannya berdasarkan pemahaman bahasa Indonesia yang lebih mengarah pada konteks negatif semacam petaka.

Padahal, jelas Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Al Qudwah, Depok ini lagi, kata fitnah yang dikaitkan pada perempuan, harta dan anak dalam bahasa Arab ini bermakna sebuah ujian.

“Karena bermakna ujian ini, maka sifatnya adalah proses, bukan hasil. Berarti ujungnya bisa sukses atau gagal. Bisa menghasilkan pahala atau dosa.

Bisa membawa ke surga atau neraka. Dan untuk menjalaninya ke arah keberhasilan memang dibutuhkan sebuah pensikapan dan perilaku yang benar.”

Maka, karena diri perempuan adalah sebuah ujian, bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, bagi kaum lelaki, bagi para pemimpin bangsa, maka bagaimana setiap orang yang terkait dengan seorang perempuan bersikap, bertindak, bertuturlah yang akan membawanya kepada kesuksesan atau kegagalan, kebaikan atau kejahatan, buah pahala atau dosa.

“Agar hasilnya positif masing-masing pihak harus berbuat sesuai dengan landasan nilai Islam yang menjadi pengarah. Misalnya saja kita ambillah dari salah satunya, penuntun kegiatan sehari-hari dari surat An-Nur,” jelas ibu dua anak pehobi travelling ini.

Pertama misalnya, tuntunan Islam dalam bergaul misalnya adalah dengan menundukkan pandangan. Nurhamidah menjelaskan, “Jangan salah mengartikan dengan memalingkan muka, melengos, karena justru yang seperti ini bisa bikin salah paham atau membuat orang terpicu untuk ngisengi karena tersinggung. Tapi menundukkan pandangan adalah menjaga pandangan kita, melihat wajah tanpa harus bersitatap mata terus menerus. Kenapa? Karena sebagaimana pepatah, dari matalah bisa berlanjut hal-hal berikut, baik yang bersifat kebaikan maupun kejahatan.”

Kedua, dengan menjaga faraj yang konteksnya berkaitan dengan menjaga aurat dengan memakai pakaian. Pakaian seperti apa? Bukan yang sekadar tertutup aurat, jelas Nurhamidah lagi, namun belajar dari surat Al-Araf 26, pakaian itu haruslah menutup aurat sekaligus memperhatikan keindahan.

“Perhatikan modelnya, bagaimana warnanya, matching-nya bagaimana, supaya bukan sekadar nutup tapi juga nampak rapi, anggun dan menghindari fitnah bagi orang lain. Misalnya nih, karena kita abai dengan hal ini, maka orang yang melihat akan gagal mensikapi karena terpicu berkomentar; ih baju apaan tuh, kayak karung beras. Nah, itu kan sebuah pelecehan juga.”

Ini juga bisa berlaku pada mereka yang auratnya tertutup namun tidak sempurna, sehingga tetap nampak lekuk tubuhnya saking ketatnya pakaian atau membayanglah tubuhnya karena tipisnya bahan yang digunakan.

Ketiga, Nurhamidah menjelaskan bagaimana surat An-Nur juga bicara soal kemahraman, bagaimana setiap muslim perlu memperhatikan batas-batas penampakkan auratnya dan batas-batas pergaulannya pada mereka yang mahram dan bukan mahram.

“Dalam pergaulan misalnya, kita harus menghindari ikhtilat. Tapi apa itu ikhtilat? Bukan berarti perempuan dan laki-laki tidak boleh bertemu atau bersama-sama beraktivitas atau bekerjasama. Tapi ikhtilah adalah bercampur, sebagaimana saya mencampur air, teh dan gula menjadi minuman teh manis yang sudah tidak jelas lagi mana teh, mana gula, dan mana airnya,” papar lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir jurusan ilmu hadits ini pula.

Bekali diri dengan bela diri

Selain faktor pencegahan, memiliki bekal keterampilan bela diri pun baik bila untuk  jadi pilihan para perempuan demi menambah kemampuan mereka menjaga dan menyelamatkan diri. Bentuk dan jenis bela dirinya bisa macam-macam, sepanjang dia benar-benar merupakan sebuah seni bela diri yang berlandaskan pada keterampilan. Baik olah fisik secara keseluruhan, olah nafas atau olah tenaga.

“Sebab, tidak sedikit tawaran bela diri yang ujung-ujungnya menggunakan hal-hal yang tidak masuk akal, yang mistis dan pada akhirnya bisa berakhir pada syirik. Misalnya , kalau sudah level tertentu para peserta akan ‘diisi’ sehingga bisa menjatuhkan lawan, menggeser benda dari jauh, atau diberi ‘jimat-jimat’ tertentu yang diyakini akan menambah keterampilan, ilmu atau kekebalan. Ini jelas terlarang, syirik namanya,” tegas Nurhamidah.

Bahkan mengkeramatkan ayat-ayat Quran tertentu pun terlarang. “Misalnya saja orang yang berkata kalau baca ini, misal iyyakana’budu wa iyya kanastaim, atau bismillah atau ayat-ayat lain, maka musuh kita akan mental, terdorong, jatuh. Nah itu berarti kita mengandalkan ayat itu sebagai kekuatan, dan itu adalah bentuk lain jimat, syirik. Maka menjadi beda tipis memang antara orang yang menggunakan ayat Qur’an untuk bertaqarrub kepada Allah dan untuk menjadi jimat penambah kekuatan,” sambung perempuan kelahiran Jakarta 33 tahun lalu ini.

Karena itu, saran Nurhamidah, pilih teknik bela diri secara seksama, yaitu betul-betul bersifat mengasah keterampilan fisik.

Begitupun perlu diingat bahwa sebagaimana namanya bela diri hanya sekadar untuk membela diri di saat diperlukan, dan karenanya lebih bersifat pertahanan yang simptomatik, menghilangkan gejala atau tindakan-tindakan kejahatan saat sudah terjadi. Karena menurut Erlangga Masdiana, yang terbaik tetap melakukan pencegahan kejahatan.

Terakhir namun paling utama ingatlah bahwa tiada kebaikan atau kejahatan bisa menimpa kita kecuali semua berada di dalam kekuasaan Allah swt semata. Karena itu, Nurhamidah mengingatkan kepada para perempuan untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya pelindung kita.

“Pencegahan, bela diri, senjata, apapun juga hanya sebuah ikhtiar. Allahlah yang akan menjaga diri kita. Maka hanya kepada Allahlah kita mohon perlindungan, kita minta penjagaan bahkan kita minta bantuan manakala datang musibah menimpa diri kita.”

Maka jangan kita merasa cukup puas dengan kemampuan bela diri kita, atau sebaliknya hilang keteguhan diri saat berhadapan dengan situasi sulit tanpa punya bekalan senjata atau teknik bela diri, karena sesungguhnya Allah lah sumber segala kekuatan. Wallahu’alam. (Zirlyfera Jamil/wawancara Dina dan Rahmi)

Semoga artikel ini menjadi inspirasi para wanita agar bisa mempertahankan dan menjaga diri dari kejahatan yang mengintai setiap saat.
sumber : tolongshareya

Share Jika Setuju! Stop Live Sidang Kasus Kopi Sianida : Kasus Kopi Sianida dan Pembodohan Masyarakat.. Sebarkan!

Netnit.net - Wayan Mirna Salihin—alias Mirna—27, tewas gegara menenggak kopi bercampur senyawa kimia sianida pada 6 Januari lalu. Cairan itu ia minum ketika bersua dengan karibnya Jessica Kumala Wongso dan Hani di Restoran Olivier, Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta.


Pasca diselidiki oleh Polda Metro Jaya, organ tubuh Mirna diidentifikasi terkikis secara kimiawi akibat zat korosif yang kemudian diketahui berasal dari sianida bercampur dengan kopi. Jesicca menjadi tertuduh, ia kini duduk di kursi pesakitan—sang tersangka pembunuh Mirna.

Sekarang di penghujung Agustus—tujuh bulan pasca kasus itu terungkap—sejumlah media massa masih getol membahas intrik persidangan sang pesakitan. Bahkan bisa dibilang mereka sangat bersemangat meliputnya, sangat-sangat bersemangat.

Pertanyaannya, apa yang penting dari ‘blow up’ media-media mainstream itu? Apa yang berguna bagi masyarakat Indonesia pada umumnya? Yang bahkan tak tahu menahu apa itu sianida. Anda tahu sianida?

Beberapa waktu kebelakang, Jokowi mereshuffle kabinetnya dalam perombakan kabinet jilid 2. Media massa meliput agenda kerja sang presiden, tak lama berselang kasus dwikewarganegaraan Arcandra Tahar berhembus ke publik. Semua ramai membicarakan hal tersebut. Namun riuh rendahnya gejolak politik di tubuh pemerintah, ternyata tidak menggoyahkan rating kasus kopi sianida.

Sebuah survei yang digagas oleh Indikator Politik Indonesia secara tatap muka terhadap 1220 responden di berbagai kota di Indonesia, menemukan fakta yang miris. 53% responden mengaku tak tahu menahu jika ada perombakan kabinet (lihat Tribunnews Senin, 15 Agustus 2016: Rating Persidangan Jessica Wongso Lebih Tinggi Ketimbang Perombakan Kabinet).

Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, mengamini hasil survei tersebut. Bahkan ia berkelakar jika rating kasus Jesicca lebih tinggi ketimbang reshuffle kabinet jilid 2. Ia berargumen dengan mengutip pernyataan salah satu petinggi televisi swasta—berinisial Toto—yang mengatakan rating tayangan soal perombakan kabinet jauh lebih kecil, ketimbang tayangan soal sidang Jessica Kumala Wongso.

“Mas toto bahkan menyebut reshuffle ratingnya lebih rendah dari sidang Jessica,” ujar Burhanudin.
Mari mundur kebelakang, pada 04 Februari 2016 lampau rating ILC tembus 15 besar mengalahkan sinetron-sinetron SCTV, dimana sebelumnya ILC jarang  sekali menembus 50 besar. ILC menduduki posisi 14 dengan rating 1,8% share 8,5%, demikian dikutip dari wowkeren.com. Sebegitu pentingkah sosok Jesicca sehingga mampu mendobrak rating sebuah acara? Atau jangan-jangan ada pengalihan isu?

Mari kita telisik kembali isu-isu perpolitikan yang menguap tak jelas kemana. Masih ingatkah Anda dengan isu naiknya harga rokok menjadi Rp. 50 ribu perbungkusnya? Kemana ya mereka? Masih ingatkah Anda dengan kisruh menjelang Pilkada DKI 2017, dimana soal balon gubernur non-Muslim vs Muslim ramai diperdebatkan. Atau yang terbaru, mengenai tunjangan guru yang hendak dihapuskan. Masih ingatkah Anda?

Jangan-jangan Anda semua terbius dengan kopi sianida digital, yang terus-terusan menghiasi media massa. Sehingga melupakan segala permasalahan yang ada di negara kita. Sepertinya mereka berhasil membodohi kita semua.


sumber : fasthinkg

Masih Ingat Mat Solar? Terungkap! Ternyata Ini Penyebab Mat Solar Keluar Dari Sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji'

Netnit.net - Jakarta Bajaj Bajuri termasuk salah satu sinetron komedi situasi Indonesia yang cukup fenomenal pada awal 2000-an. Sinetron arahan sutradara Sofyan d’Surza ini berhasil melambungkan nama-nama seperti Mat Solar, Fanny Fadillah, Amel Carla dan masih banyak lagi. Mat Solar sendiri berperan sebagai Bajuri, sopir bajaj dengan ekonomi yang pas-pasan.

Kepopuleran Bajaj Bajuri membuatnya dapat bertahan hingga lima tahun atau sekitar 1065 episode. Nama Mat Solar pun kian merangkak naik sebagai aktor top tanah air. Sederet judul sinetron dan film pendek berhasil dibintanginya. Peran protagonis seakan melekat pada pemilik nama lahir Nasrullah ini.

Mat Solar keluar dari Sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Anda penggemar sinetron ??? Jika ya, pasti anda tahu dengan sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Ya, siapa sih yang tak kenal sinetron yang diadaptasi dari FTV ini. Selain karena ceritanya yang menarik, Sinetron ini pun selalu mendapatkan rating paling tinggi.

Pemeran utama di Sinetron ini sendiri adalah sang Tukang Bubur, Mat Solar. Namun, sejak beberapa waktu lalu sinetron ini tak lagi menampakkan wajah Mat Solar yang merupakan pemain utama. Beredar kabar bahwa Mat Solar telah dipecat dari sinetron yang diadaptasi dari FTV tersebut.Image result for si pemeran bajaj bajuri

Kabar mengenai keluarnya Mat Solar yang memerankan karakter Sulam ini dikarenakan permintaan Mat Solar yang menginginkan kenaikan honor. Pihak Sinemart, sebagai rumah produksi sinetron tersebut kabarnya keberatan dengan permintaan Mat Solar. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mengeluarkan Mat Solar dengan mengakali cerita bahwa Sulam memutuskan untuk meninggalkan tanah air dan berdagang di Arab.

sumber : surgatausiah

Baru Tau!!! Biaya Membuat Sertifikat Tanah Ternyata Cum Rp.50.000,- Sebarkan!!

Netnnit.net - Kementerian Agraria serta Tata Ruang/Tubuh Pertanahan Nasional (ATR/BPN) memberlakukan skema pengurusan sertifikat untuk perorangan atau perusahaan lewat loket-loket BPN.
Menurut Menteri ATR/BPN, dengan mengurus sendiri tanpa ada perwakilan atau bahkan calo, sistem penerbitan sertifikat jadi lebih gampang.
Pertama, datang ke loket BPN, kemudian nanti diberi barcode atau PIN. Cost Mengurus Sertifikat Tanah Cuma Rp50 ribu
Pasalnya, semua besaran cost service pertanahan sudah ditata dalam Ketetapan Pemerintah (PP) Nomer 128 Th. 2015 mengenai Type Penerimaan Negara Tidaklah Pajak (PNBP). PP ini jadi standard cost yang diputuskan untuk administrasi mengurus tanah.
Saat Anda telah memperoleh barcode atau PIN, harusnya administrasi usai maksimal tujuh hari. Jika pada hari ke-8 belum usai, Anda dapat datang kembali ke BPN.

YA ALLAH...!! Bapak Ini Tak Dilayani Karena Berpakaian Lusuh, TIBA-TIBA SEMUA TERDIAM , SETELAH TAHU APA YANG DIA BELI...!!

Karena berpenampilan lusuh, seorang lelaki paruh baya tidak digubris oleh karyawan dan karyawati. Padahal ternyata apa yang dia beli lebih mahal dari konsumen yang memakai pakaian berjas. Peristiwa ini terjadi di sebuah counter seluller ternama di kota Semarang, Jawa Tengah.


Linawati, salah seorang karyawati counter tersebut menuturkan sebuah kisah unik tapi nyata yang terjadi di counter tempatnya bekerja. Perempuan asal Demak tersebut mengungkapkan, beberapa hari lalu ada seorang lelaki berpakaian lusuh yang ingin membeli sebuah smartphone di counternya.

“Tak ada satu pun teman teman penjaga counter saya yang mau menanggapi bapak tersebut. Akhirnya saya yang melayaninya” ungkap Linawati.

Kata bijak mengatakan jangan pernah menilai buku hanya dari sampulnya. Meski pepatah tersebut sudah dianggap kuno, namun juga masih bisa dibuktikan kebenarannya hingga sekarang.

Ya, kita tak bisa menghakimi orang lain hanya dengan melihat luarnya saja. Karena belum tentu orang yang berpakaian serba wah itu benar-benar orang ‘punya’ dan belum tentu juga orang yang berpakaian ala kadarnya itu orang tidak mampu. Sayangnya, kata bijak diatas tampaknya tidak benar-benar dihayati oleh para


karyawan dan karyawati di counter tersebut.
 
Namun karena hanya pakaiannya lusuh dan compang camping seperti belum disetrika, serta memakai sandal jepit, tak ada satu pun karyawan maupun karyawati counter itu yang mau melayani bapak paruh baya tersebut. Seluruh pegawai counter tampak sibuk melayani pembeli lain, malah ada beberapa karyawati yang bercengkrama satu sama lain ketika bapak tersebut melihat-lihat, tanpa menanyakan bahkan sama sekali tidak menyapa calon pembeli yang dikira miskin tersebut.

Linawati yang melihat sikap acuh tak acuh dari karyawan itu pun akhirnya langsung turun tangan dengan mendekati bapak tersebut dan menanyakan apa yang bisa dibantu.

“Tak ada satu pun karyawan yang mau meladeni bapak tersebut. Akhirnya saya yang baru saja selesai istirahat yang melayaninya” ungkapnya, Senin (14/3).

Tak disangka-sangka, ternyata pria tersebut hendak memborong smartphone seharga Rp. 2 juta sebanyak 25 buah dan dia bayar dengan uang tunai. Melihat segepok uang yang dibawa bapak tersebut, teman-temannya sesama karyawan di counter heran dan langsung berlomba-lomba membantu pelayanan untuk calon pembeli yang telah diabaikannya tadi.

Ternyata pria itu adalah owner sebuah jasa travel umroh dan haji serta pemilik sebuah restoran ternama di kota tersebut. Dia berniat membelikan semua karyawan di kantornya dengan smartphone yang mau dibeli sebagai bonus target di perusahaan travelnya.

“Alhamdulillah setelah saya melayani beliau dengan ramah, saya langsung diberi uang tip Rp 1 juta dan ditransferkan pulsa Rp 200 ribu. Rejeki anak sholehah,” kata Lina dengan tersenyum.

Sumber : media-sosial.com
 

Saya Punya SIM Tapi Ketinggalan', Akankah Kena Tilang.....???

Ketika Polisi menggelar operasi penertiban SIM atau saat Polisi memberhentikan pengendara yang melanggar aturan lalu lintas, selalu ada-ada saja alasan yang dilontarkan agar petugas tidak jadi menilang.

Bagi pelanggar yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), tentu saja alasan yang paling masuk akal adalah ‘saya tidak membawa SIM’.

Tapi jika memang benar-benar sedang kelupaan tidak membawa SIM, apakah Polisi berhak menilang pengendara tersebut?

Dikutip dari Otosia.com, berdasarkan informasi yang disebarkan oleh NTMC Korlantas Polri melalui akun resmi Facebook-nya, dijelaskan bahwa setiap pengendara kendaraan bermotor yang memiliki SIM, namun tak dapat menunjukkannya saat razia, maka pengendara tersebut diancam dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau dengan paling banyak Rp 260 ribu.

Aturan penilangan tersebut tertera dalam Undang Undang No.22 tahun 2009 pasal 288 ayat 2 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dengan demikian sangat jelas bahwa tidak ada alasan SIM ketinggalan atau pun beralasan ketinggalan.

Berapa denda maksimal yang berhak diterapkan oleh petugas tilang jika tidak memiliki SIM? Menurut pasal 281 berbunyi setiap pengendara kendaraan bermotor yang tidak memiliki SIM dipidana dengan kurungan paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp 1 juta.

So, bagi sobat-sobat pengendara, sangat disarankan untuk mengecek setiap kelengkapan surat-surat bermotor Anda sebelum bepergian.

Selain itu, jika memang belum mendapatkannya, tidak ada kata terlambat untuk segera membuat SIM. Ingat! Tidak ada alasan ‘SIM ketinggalan’.

Semoga informasi ini bermanfaat, jangan lupa share ke temanmu..
sumber : babeindonesia

Survei ILC tvOne, Agus-Sylvi unggul tipis dari Ahok-Djarot

Survei ILC tvOne, Agus-Sylvi unggul tipis dari Ahok-Djarot

Tiga bakal calon telah mendaftarkan diri untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta yang akan berlangsung pada Februari 2017 mendatang. Ketiga pasangan itu, antara lain Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Kontestasi Pilgub ini membuat sejumlah lembaga melakukan survei, termasuk stasiun televisi tvOne. Survei dilakukan melalui akun @ILC_tvOnenews.

Hasilnya, pasangan Agus-Sylvi unggul dari kedua bakal calon lainnya. Putra sulung SBY dan mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu mendapat 39 persen dari 14.021 suara pengguna Twitter, unggul tipis dari pasangan Ahok-Djarot yang memperoleh 37 persen. Sementara, pasangan Anies-Sandiaga hanya mendapat 24 persen.

Selain dari sumber internal, tvOne juga merilis hasil survei dari lembaga-lembaga lainnya, antara lain Rakyat Merdeka Online, Detak.co, dan Media Research Center. Masing-masing lembaga memberikan hasil yang berbeda-beda.

Rakyat Merdeka Online telah menjaring 3.877 pemilik suara, hasilnya pasangan Agus-Sylvi unggul telak dari pasangan lain. Keduanya mendapat 52 persen suara dari pengguna media sosial. Sedangkan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga masing-masing hanya mendapatkan 29 persen dan 19 persen.

Sebaliknya, rilis dari Detak.co, tanpa mengungkap jumlah pemilihnya, pasangan Anies-Sandiaga justru lebih unggul. Mereka mendapatkan 48 persen, di posisi kedua pasangan Agus-Sylvi sebesar 27 persen. Sementara Ahok-Djarot 24 persen.

Sementara, hasil survei dari Media Research Center, di mana dari 500 responden 37,8 persen persen memilih pasangan Ahok-Djarot, disusul Anies-Sandiaga 28,3 persen. Sedangkan Agus-Sylvi hanya mendapatkan 17,3 persen. - Merdeka.com -

Polri: Lapor Jika Ada Konten SARA dan Hate Speech di Medsos Terkait Pilkada

Lapor Jika Ada Konten SARA dan Hate Speech di Medsos Terkait Pilkada

Polri memantau aktivitas di media sosial terkait perhelatan pemilihan kepala daerah. Netizen yang mengunggah ujaran kebencian atau hate speech akan ditindak.

"Dalam hal ini memang berkaitan dengan konten medsos bernada mengarah ke hate speech adalah sesuatu yan berpotensi pelanggaran hukum," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/9/2016).

"Tim cyber intens melakukan cyber patrol memonitor konten yang bernuansa ujaran kebencian," sambungnya.

Boy menuturkan, Polri mengapresiasi netizen yang tidak menyebarkan informasi yan bernuansa ujaran kebencian, SARA, apalagi yang dikaitkan dengan kampanye Pilkada.

"Diharapkan enggak terjadi, karena bisa berdampak buruk terhadap respons kelompok masyarakat lainnya. Secara substansi, yang bernuansa ujaran kebencian, bisa jadi pelanggaran hukum," ujarnya.

Karena itu, Polri mengimbau tidak ada cara-cara ujaran kebencian maupun SARA dalam kampanye Pilkada. Sebab, banyak cara positif yang dapat dilakukan dalam mempromosikan calon kepala daerah.

"Misalnya konten diisi dengan tayangan program pembangunan yang ditawarkan, hal humanis terkait calon kepala daerah yang mengundang simpati publik. Itu lebih bagus daripada tayangan ujaran kebencian," ujarnya.

"Kita enggak ingin masyarakat kita jadi pelanggar hukum dalam konteks ITE," sambungnya.

Selain melakukan patroli cyber, Polri juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan ke polisi jika menemukan konten-konten yang bernuansa SARA dan ujaran kebencian tersebut.

"Karena belum tentu ditemukan petugas karena banyaknya konten di dunia maya," urainya.
(idh/hri)detik.com
Minggu, 01 November 2015

Kotak Band " Tanah Airku" Keren...

"Tanah Airku", sebuah lagu ciptaan alm. Ibu Sud yang di-remake oleh band KOTAK dengan harapan dapat meningkatkan rasa kecintaan terhadap Republik Indonesia tercinta dan spesial dipersembahkan untuk pemuda dan pemudi Indonesia khusus untuk hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober.

Jadikan lagu "Tanah Airku" sebagai nada sambung pribadi di HP :
INDOSAT : ketik SET(spasi)TANAHAIR sms ke 808
TELKOMSEL : ketik TAREF sms ke 1212
XL : ketik 10185748 sms ke 1818

iTunes link "Tanah Airku"
https://geo.itunes.apple.com/id/album...

Ini Fakta bukan Rekayasa, Inilah Foto Yang Pasti Membuat Anda Tidak Akan Mau Makan Sarden Lagi...!!!

Ini Fakta bukan Rekayasa, Inilah Foto Yang Pasti Membuat Anda Tidak Akan Mau Makan Sarden Lagi...!!!  Dibawah ini adalah foto Sarden yang sangat menjijikan yang bermerk Botan. PENTING dan Tolong Jangan Diabaikan, Bantu sebarkarkan ke semua teman facebook anda agar semua mengetahui Fakta ini.






Bagi kita kisah penemuan benda menjijikkan dalam sardin bukan perkara asing. Malah beberapa tahun dulu tersebar kisah kononnya sebagian besar sardin mengandungi lendir siput babi dan cacing. dan kemudian senyap begitu saja dan tidak diragukan lagi kebersihan nya.

Bagaimana pun baru-baru ini isu sama kembali hangat diperbincangkan seorang pelanggan pernah menemukan bahan campuran yg panjang dan lembek seperti cacing dalam kaleng sarden yang baru dibuka.





Harus diingat, makanan bersih dan halal amat penting terutama buat kesehatan tubuh kita, dan jangan Lupa Like & Share Yaa.. Semoga bermanfaat.