Koalisi FRAKSI Serukan Aktivis, Jurnalis & Praktisi Turun ke Jalan Desak Jokowi Mundur
23.32 |
|![]() |
ilustrasi |
Koalisi elemen aktivis FRAKSI (Front Gerakan
Aktivis Indonesia), memberikan tanggapan dan penilaian serta kritikan
terkait satu tahun masa kepemimpinan Joko Widodo dan Muhammad Jusuf
Kalla atas sejumlah kinerja selama pemerintahan di bawah rezim
kepemimpinan Jokowi-JK. Kami menilai bahwa kepemimpinan di bawah rezim
Jokowi-JK tidak memberikan efek dampak yang berarti dari masa rezim
sebelumnya SBY-Boediono bahkan cenderung lebih hancur dan bobrok,
beberapa janji-janji politik saat kampanye pilpres lalu justru
berbanding terbalik antara apa yang menjadi slogan, retorika dan
janji-janji yang selama ini di umbar-umbar seperti slogan nawacita dan
trisakti atau kabinet kerja, justru semboyan tersebut jauh dari harapan
dan fakta yang ada.
Sebut saja pembangunan di bidang ekonomi dimana prestasi jokowi berhasil
membuat keok rupiah sehingga laju pertumbuhan ekonomi merosot tajam,
serapan anggaran yang begitu lambat, lapangan kerja yang begitu susah
dan PHK menanti di depan mata, rakyat semakin susah hidup, disisi lain
di pertontonkan sejumlah drama politik akan haus kekuasaan slogan tidak
bagi-bagi jabatan ternyata hanya pepesan kosong belaka, pengangkatan
sejumlah pejabat negara pembantu presiden sarat politis dan jauh dari
kesan kabinet kerja yang katanya profesional. serta hutang yang semakin
bertambah yang katanya dulu haram untuk menambah hutang negara lagi
bahkan beberapa aset BUMN kini menjadi jaminan hutang tersebut, kini
tinggal menunggu kapan aset negara ini sudah tergadai seluruhnya?
Lalu di bidang hukum, politik dan pemerintahan lebih hancur dan bobrok
lagi sebut saja politisasi hukum kasus Golkar dan PPP yang di
pertunjukan oleh Menkumham Jokowi jauh dari semangat pelaksanaan hukum
ketatanegaraan yang demokratis, ala-ala haus berkuasa sejumlah partai
pengusung Jokowi pada pilpres lalu, justru membonsai demokrasi yang
tertata sekian lama, belum lagi pembangunan di bidang penegakan hukum
yang justru hancur berkeping-keping, sebut saja kasus gedung bundar
kejaksaan agung yang sarat permainan dan intervensi politik dikarenakan
kepemimpinan Jaksa Agung yang berlatar belakang kader partai politik
yang secara gamblang memperlihatkan ketidak profesionalannya, kapabel,
dan kompeten, hal ini menjadi tamparan keras bagi kredibilitas korps
adhyaksa itu sendiri, juga kasus kriminalisasi sejumlah komisioner KPK,
kasus di internal kepolisian memilih kapolri orang bermasalah sehingga
kita harus tersita lama melihat perkelahian lembaga institusi penegak
hukum, semua ini muaranya satu akibat kerasnya intervensi politik dan
ketidaktegasan Jokowi sendiri dalam mengambil keputusan terkait
mengangkat pembantu-pembantunya tetapi yang lebih menonjol bagi-bagi
kekuasaan.
Juga di bidang pertambangan, tidak jelasnya keberpihakan kontrak-kontrak
pertambangan yang notabene sumberdaya alam Indonesia tetapi kebijakan
justru lebih berpihak kepada asing, sebut kontrak freeport, dan blok
mahakam. pada bidang lingkungan hidup dan kehutanan, kebakaran yang
begitu luas rakyat sudah menderita bahkan belum di tetapkan sebagai
siaga satu yang ada blusukan tanpa solusi yang jelas, tetapi sepakbola
berlaga siaga satu sementara rakyat sudah hampir mati karena asap tidak
ada siaga satu. Selanjutnya di bidang Olahraga dan kepemudaan
berlarutnya konflik PSSI dan kementerian pemuda olahraga bukti bahwa
pembantunya tidak becus bekerja, sehingga rakyat harus lagi melihat
kasat mata sinetron politik.
Di bidang pangan dan pertanian, belum signifikan wacana swasembada
nasional baru sebatas wacana, bahkan justru merusak psikologi petani
dengan rencana import beras menteri perdagangan 1,5 juta ton sungguh
menyakitkan dan melukai hati petani, anggaran dan hutang bertambah
tetapi import lagi-lagi, tidak adanya kreativitas kebijakan yang
mengarahkan kita kepada kedaulatan pangan agar ketergantungan bangsa ini
kepada pihak luar. Transportasi, perhubungan, sarana publik, dan
kelautan belum memperlihatkan hasil yang berarti janji tol laut hanya
isapan jempol belaka yang ada gerbang tol yang kebanjiran seperti laut
di musim penghujan, juga konsep maritim yang tidak jelas, investasi
asing di bidang transportasi seperti pelabuhan dan perkeretaapian juga
sarat tidak pro-rakyat, proyek asing, dana asing, pekerjanya juga asing.
kapan anak bangsa bisa terlibat? bahkan di sinyalir balas jasa atas
intervensi asing di balik kemenangan Jokowi-JK pilpres lalu. Kelautan
dan kemaritiman kita juga tak lebih hanya sekedar pencitraan dan
seremonial belaka, alih-alih menenggelamkan kapal padahal justru kapal
asing berkeliaran menangkap ikan dengan izin baru. Sejumlah kebijakan
yang malah membuat nelayan kita berteriak tercekik akibat banyaknya
aturan baru yang belum dapat dikondisikan karena keadaan dimana nelayan
kita belum siap.
Atas beberapa contoh seperti di atas, maka kami menyatakan dengan
lantang tegas bahwa satu tahun rezim Jokowi-JK berkuasa justru lebih
hancur dan bobrok dari pada rezim sebelumnya, bukan lagi merealisasikan
janji-janji politik tetapi justru terbalik dalam implementasi dan
faktanya, kami mendesak jika tidak segera dan mampu menyelesaikan
persoalan bangsa yang ada baiknya Jokowi-JK mundur saja dan memberikan
kembali mandat kepada rakyat selaku pemberi amanah, kami juga menyerukan
kepada kawan-kawan aktivis, jurnalis, praktisi agar mari kita turun ke
jalan, mengkritik tajam sesuai tupoksi kita masing-masing. Kekuasaan
apabila di salahgunakan bukan pada tujuannya, maka hanya ada satu kata,
lawan..!!!
#JokowiJKGagalTotal.
Jakarta, 20 Oktober 2015
FRAKSI (Front Gerakan Aktivis Indonesia)
Andi Awal Mangantarang
Sekretaris Jenderal
[pn]